Kenapa Sulit Menghafal Al-Qur'an?

Menjadi penghafal Al-Qur’an (hafidh) adalah dambaan setiap mukmin; dambaan seorang pelajar Muslim, yang didambakan orang tua dari anaknya. Bahkan semakin banyak penghafal Al-Qur’an maka berbanggalah umat Islam karena berarti bertambah banyak pula para penjaga Al-Qur’an. Menghafal Al-Qur’an bukanlah pekerjaan yang mudah bagi sebagian besar kita. Tentunya kita sering mendapati diri kita sendiri atau bahkan anak-anak dan siswa-siswi kita kesulitan menghafal Al-Qur’an? seperti lidah yang seolah-olah tercekat ketika melafadhkan ayat-ayat Al-Qur’an, hafalan yang hilang begitu saja, dan salah huruf dan harokat yang diucapkan. Ada beberapa hal yang menyebabkan kita sulit menghafal Al-Qur’an.  


1. Kemaksiatan  
Tidak ada yang mengingkari bahwa kemaksiatan adalah penyebab utama kita terhalang dari mendapatkan anugerah-anugerah Allah, termasuk kemudahan menghafal Al-Qur’an. Kiranya kita sudah begitu familiar dengan kisah Imam Syafi’I yang mengadu kepada gurunya tentang hafalannya yang buruk pada saat itu. Si guru pun menjawab bahwa cahanya Allah (Ilmu) tidak Allah berikan kepada pelaku maksiat. 
Bermaksiat kepada Allah berarti pula dengan tidak melakukan ketaatan kepada Allah. Seorang yang tidak melaksanakan sholat disebut juga dengan orang yang bermaksiat karena tidak melakukan ketaatan kepada Allah. Tidak melaksanakan puasa di bulan Ramadhan, tidak menunaikan zakat atau yang lainnya juga kemaksiatan. Semakin seseorang tidak melaksanakan kewajibannya kepada Allah maka berarti dia semakin bermaksiat kepada Allah.  

2. Al-Qur’an tidak familiar dengan kita 
Allah telah menciptakan kita dengan sebaik-baik penciptaan. Ia berikan kita dua bola mata, dua telinga, lisan bahkan hati. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman yang artinya;
 “Bukankah Kami telah memberikan kepadanya dua buah mata, lidah dan dua buah bibir.” (QS. Al-Balad: 8-9) 
 “Katakanlah: "Dia-lah yang menciptakan kamu dan menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati". (tetapi) Amat sedikit kamu bersyukur.” (QS. Al-Mulk: 23) 
Memiliki kesempurnaan jasad adalah nikmat. Kesempurnaan ini adalah fasilitas yang Allah berikan untuk mendekat diri kepada Allah. Lisan, dua mata, dua telinga dan yang lainnya adalah fasilitas. Tapi ternyata fasilitas ini justru jarang bahkan tidak pernah berinteraksi dengan Al-Qur’an, sehingga Al-Qur’an tidak familiar dengan kita. Lisan tidak biasa melafadhkan huruf-huruf dan ayat-ayat Al-Qur’an bahkan akan terasa kelu dan tercekat sehingga sulit mengucapkannya, dua telinga yang justru dekat dengan alunan-alunan musik daripada mendengar lantunan ayat-ayat Al-Qur’an, serta mata yang tidak pernah melihat dan membaca lembar-lembar ayat Al-Qur’an. Jika demikian yang terjadi, maka kita memang sengaja membuat Al-Qur’an tidak familiar dengan diri kita, tidak familiar di telinga kita, tidak familiar dengan lisan kita dan mata kita. Sehingga hatipun semakin jauh dengan Al-Qur’an dan menjadi penghafal Al-Qur’an adalah perkara yang sulit bagi orang yang tidak familiar dengannya. 

3. Tidak sabar dalam menghafal 
Tidak sabar di sini maksudnya adalah tergesa-gesa dan tidak teliti ketika menghafal Al-Qur’an. Terburu-buru ingin cepat bisa hafal padahal belum memastikan kebenaran bacaan kita, panjang-pendek bacaannya serta harokatnya. Kita lebih suka menghafal ayat Al-Qur’an kata-perkata, dipotong-potong perkatanya daripada membaca keutuhan satu ayat secara keseluruhan dan memastikan kebenaran bacaan kita terlebih dahulu meskipun harus dibaca berulan-ulang kemudian kita yakin dengan benarnya bacaan kita. Panjang-pendek dan harokat yang salah dalam hafalan banyak disebabkan karena ketergesa-gesaan ini. 
Selain itu, ketika hendak menambah hafalan ayat, banyak dari kita lebih suka menghafalkannya langsung daripada melakukan muroja’ah ayat-ayat sebelumnya sehingga ayat yang sudah kita hafal kemarin, hari ini sudah lupa. Padahal fungsi muroja’ah adalah menguatkan hafalan. Jika surat-surat yang dihafal adalah surat-surat pendek maka biasakan melakukan murojaah dari ayat pertama. Jika yang dihafal adalah surat-surat panjang, maka tinggal mengatur dari mana melakukan muroja’ah kemudian sesekali muroja’ah dari ayat pertama.  

4. Tidak istiqomah (tidak continue
Menghafal satu hari satu ayat “one day one ayah” adalah perkara kecil tapi sulit bagi kita menjadikannya sebagai sebuah rutinitas. Bagi siswa, siswa lebih suka menghafalkan 3 sampai 10 ayat sekaligus sebelum seteron daripada menjadikan “one day one ayah” sebagai sebuah rutinitas setelah sholat maghrib dan sholat subuh. Padahal setelah sholat maghrib dan sholat subuh adalah waktu yang dianjurkan bagi kita membaca (berinteraksi) dengan Al-Qur’an. Tentunya membaca Al-Qur’an di setiap saat juga sebuah keutamaan bagi kita.  

5. Tidak memanfaatkan ilmu alat menghafal Al-Qur’an 
Menurut penulis, selain ilmu tajwid, ada ilmu alat lain yang dapat memudahkan seseorang menghafal Al-Qur’an, yaitu kemampuan berbahasa arab, baik dari perbendaharaan kosakata maupun grammatical-nya.  
Menghafal Al-Qur’an dengan memanfaatkan kemampuan berbahasa arab akan terasa lebih mudah, karena akan lebih memaksimalkan kerja otak kita. Sebagai contoh, orang yang mampu berbahasa arab akan lebih teliti mengucapkan harokat-harokat ayat Al-Qur’an, karena menguasai grammatical bahasa Arab. Jika ayat-ayat yang dihafalkan adalah ayat-ayat kisah, maka kemampuannya dalam menterjemahkan ayat-ayat Al-Qur’an akan membuatnya lebih teliti terhadap urutan ayat. Pengalaman penulis, jika menemukan kesulitan dalam menterjemahkan kata atau ayat secara keseluruhan maka penulis akan membuka terjemahannya kemudian berusaha memahaminya. 

12 komentar:

Intan Miftahurrahmi mengatakan...
20 Agustus 2016 pukul 10.01

Terimakasih sudah berbagi info

Intan Miftahurrahmi mengatakan...
20 Agustus 2016 pukul 10.01

Terimakasih sudah berbagi info

Unknown mengatakan...
23 Agustus 2016 pukul 06.21

Artikelnya sangat bgus.. Smoga lbh baik ke dpanya

vinaalhafidz mengatakan...
30 Oktober 2016 pukul 00.18

Izin screen y

vinaalhafidz mengatakan...
30 Oktober 2016 pukul 00.18

Izin screen y

Anonim mengatakan...
4 Juni 2017 pukul 23.56

dgrdsgndrgt dfgsdrdefgb34tgdes4tzndwsfe4

Unknown mengatakan...
1 Februari 2018 pukul 23.52

I really enjoy this article so much.thank you for your information. But It habis better if support by hadist or ayat Al-Quran that have connections with the each topic

Unknown mengatakan...
1 Februari 2018 pukul 23.53

I really enjoy this article so much.thank you for your information. But It habis better if support by hadist or ayat Al-Quran that have connections with the each topic

Unknown mengatakan...
4 Juli 2018 pukul 06.44

Kenapa saya kok gk bisa menghapal yg panjang padahal ayatnya pendek2?

FUAD HASYIM GEOGRAFI UNNES mengatakan...
19 Agustus 2018 pukul 19.21

Harus paham ilmu nahwu juga ya....

poris mengatakan...
15 Oktober 2018 pukul 01.50

membaca al quran dan menghafalnya akan lebih baik lagi jika selalu mengamalkannya

Unknown mengatakan...
16 Oktober 2018 pukul 05.01

Izin screenshoot ya.. Terima kasih banyak atas artikelnya. Sangat bermanfaat..

Leave a Comment

Back to Home Back to Top Iqbaliano Van de Bard. Theme ligneous by pure-essence.net. Bloggerized by Chica Blogger.