Medan Yarmuk,
"Wahai Abu Ubaidah! sebenarnya aku ingin
menentramkan hati, aku akan berjihad melawan musuh Islam dan semoga
Allah memberikanku kesyahidan. Apakah kau mengizinkanku menghadapinya
satu lawan satu, wahai Abu Ubaidah?" Seorang anak muda berkata smbari
meminta izin kepada Abu Ubaidah bin Jarrah radliyallahu 'anhu, pemimpin
tertinggi seluruh Syam. Kata-katanya mengejutkan Abu Ubaidah. Abu
Ubaidah pun mengizinkannya.
Anak muda ini kemudian mulai berjalan. Setelah beberapa langkah ia berhenti lalu menolehkan wajahnya ke Abu Ubaidah.
"Wahai Abu Ubaidah! Aku bertekad mendapatkan kesyahidan. Apakah ada
kata-kata darimu yang ingin kau titipkan untuk kusampaikan kepada
Rasululloh."
Abu Ubaidah, Amiinu Haadzihil Ummah tidak mampu
menahan air matanya hingga jenggotnya basah oleh air matanya. Tak ada
yang dilihat Abu Ubaidah dari sorot anak muda ini selain tekad dan
kejujuran. Ia kemudian berwasiat,
"Sampaikan salam dariku dan
dari kaum Muslimin kepada Rasulullah. Katakanlah kepada beliau, "Wahai
Rasulullah, Jazaakkallah khairan. Sesungguhnya kami telah benar-benar
mendapatkan apa yang telah kau janjikan.""
Bagai singa lapar anak
muda ini kemudian berjalan menuju seorang penunggang kuda dari pasukan
Romawi yang telah menunggunya di tengah medan. Ditumbangkannya
penunggang kuda itu, ia ambil senjata dan kudanya kemudian diserahkan
kepada kaum Muslimin.Teriakan takbir pun menggema dari seluruh pasukan
pengemban tauhid. Setelah itu, anak muda ini kembali ke tengah medan,
dengan bersuara lantang ia berkata ia berkata,
"Apakah ada yang mau bertarung satu lawan satu?"
Seorang romawi yang tak kalah tinggi besar dari sebelumnya maju ke
depan menghadapi. Tapi tetap saja anak muda ini masih mampu
menumbangkannya hingga gema takbir kaum Muslimin kembali terdengar.
Kemudian maju penantang ketiga, keempat dan kelima. Dengan penantang
kelima anak muda ini mendapatkan apa yang menjadi tekad dan mimpinya,
kesyahidan. Kesyahidannya justru menjadi penyemangat kaum Muslimin yang
hanya berjumlah 21-25.000 menghadapi pasukan romawi berjumlah 200.000
lebih pasukan. Peperangan berlangsung 6 hari dan akhir bahagia menjadi
milik kaum Muslimin karena kemudian Romawi mampu dikalahkan. Suriah
dibuka. Menyusul kemudian dibukanya Palestina dan Baitul Maqdis kota
suci ketiga umat Islam.
---------------------
---------------------
Tidak ada yang
mengenal anak muda itu. Tidak ada yang tahu siapa namanya. Dia hanya
diketahui dari kabilah Al Azdi. Usianya juga masih di bawah 20 tahun.
Dia bukan siapa-siapa dibanding 100 pahlawan Badar yang ikut serta di
perang ini. Dalam perang ini mungkin orang lebih mengenal Pedang Allah
Khalid bin Walid radliyallahu 'anhu. Atau Ikrimah bin Abu Jahal
radliyallahu 'anhu yang memimpin baiat syahid 100 prajurit Muslim
penunggang kuda saat kaum Muslimin mengalami kebuntuan di tengah
peperangan.
Akan tetapi, dari yang bukan siapa-siapa ini, anak
muda itu mampu mengubah arah perjalanan sejarah umat. Semangat dan
kesyahidannya justru mampu menjadi motor perjalanan jihad kaum Muslimin
di medan Yarmuk.
Tapi sekali lagi, tidak ada yang tahu nama anak muda itu.
Karena umat butuh karya, bukan nama.
-----------------------------
-----------------------------
Jum'ah Mubarokah
Purwokerto, 5 Januari 2018
Purwokerto, 5 Januari 2018
Disarikan dari buku
"Miah Min 'Udzoma'il Ummatil Islamiyyah Ghoyyaruu Majrot Taariikh"
Karya Jihad At Turbani
"Miah Min 'Udzoma'il Ummatil Islamiyyah Ghoyyaruu Majrot Taariikh"
Karya Jihad At Turbani
0 komentar:
Leave a Comment