GHULAAM MAJHUUL

Medan Yarmuk,

"Wahai Abu Ubaidah! sebenarnya aku ingin menentramkan hati, aku akan berjihad melawan musuh Islam dan semoga Allah memberikanku kesyahidan. Apakah kau mengizinkanku menghadapinya satu lawan satu, wahai Abu Ubaidah?" Seorang anak muda berkata smbari meminta izin kepada Abu Ubaidah bin Jarrah radliyallahu 'anhu, pemimpin tertinggi seluruh Syam. Kata-katanya mengejutkan Abu Ubaidah. Abu Ubaidah pun mengizinkannya.

Anak muda ini kemudian mulai berjalan. Setelah beberapa langkah ia berhenti lalu menolehkan wajahnya ke Abu Ubaidah.


"Wahai Abu Ubaidah! Aku bertekad mendapatkan kesyahidan. Apakah ada kata-kata darimu yang ingin kau titipkan untuk kusampaikan kepada Rasululloh."

Abu Ubaidah, Amiinu Haadzihil Ummah tidak mampu menahan air matanya hingga jenggotnya basah oleh air matanya. Tak ada yang dilihat Abu Ubaidah dari sorot anak muda ini selain tekad dan kejujuran. Ia kemudian berwasiat, 

"Sampaikan salam dariku dan dari kaum Muslimin kepada Rasulullah. Katakanlah kepada beliau, "Wahai Rasulullah, Jazaakkallah khairan. Sesungguhnya kami telah benar-benar mendapatkan apa yang telah kau janjikan.""

Bagai singa lapar anak muda ini kemudian berjalan menuju seorang penunggang kuda dari pasukan Romawi yang telah menunggunya di tengah medan. Ditumbangkannya penunggang kuda itu, ia ambil senjata dan kudanya kemudian diserahkan kepada kaum Muslimin.Teriakan takbir pun menggema dari seluruh pasukan pengemban tauhid. Setelah itu, anak muda ini kembali ke tengah medan, dengan bersuara lantang ia berkata ia berkata,

"Apakah ada yang mau bertarung satu lawan satu?"

Seorang romawi yang tak kalah tinggi besar dari sebelumnya maju ke depan menghadapi. Tapi tetap saja anak muda ini masih mampu menumbangkannya hingga gema takbir kaum Muslimin kembali terdengar.

Kemudian maju penantang ketiga, keempat dan kelima. Dengan penantang kelima anak muda ini mendapatkan apa yang menjadi tekad dan mimpinya, kesyahidan. Kesyahidannya justru menjadi penyemangat kaum Muslimin yang hanya berjumlah 21-25.000 menghadapi pasukan romawi berjumlah 200.000 lebih pasukan. Peperangan berlangsung 6 hari dan akhir bahagia menjadi milik kaum Muslimin karena kemudian Romawi mampu dikalahkan. Suriah dibuka. Menyusul kemudian dibukanya Palestina dan Baitul Maqdis kota suci ketiga umat Islam.
---------------------
Tidak ada yang mengenal anak muda itu. Tidak ada yang tahu siapa namanya. Dia hanya diketahui dari kabilah Al Azdi. Usianya juga masih di bawah 20 tahun. Dia bukan siapa-siapa dibanding 100 pahlawan Badar yang ikut serta di perang ini. Dalam perang ini mungkin orang lebih mengenal Pedang Allah Khalid bin Walid radliyallahu 'anhu. Atau Ikrimah bin Abu Jahal radliyallahu 'anhu yang memimpin baiat syahid 100 prajurit Muslim penunggang kuda saat kaum Muslimin mengalami kebuntuan di tengah peperangan.

Akan tetapi, dari yang bukan siapa-siapa ini, anak muda itu mampu mengubah arah perjalanan sejarah umat. Semangat dan kesyahidannya justru mampu menjadi motor perjalanan jihad kaum Muslimin di medan Yarmuk. 

Tapi sekali lagi, tidak ada yang tahu nama anak muda itu.
Karena umat butuh karya, bukan nama.
-----------------------------

Jum'ah Mubarokah
Purwokerto, 5 Januari 2018
Disarikan dari buku
"Miah Min 'Udzoma'il Ummatil Islamiyyah Ghoyyaruu Majrot Taariikh"
Karya Jihad At Turbani

0 komentar:

Leave a Comment

Back to Home Back to Top Iqbaliano Van de Bard. Theme ligneous by pure-essence.net. Bloggerized by Chica Blogger.