Hari-Hari Terakhir Rasulullah #2 - Perpisahan adalah Keniscayaan

Romadhon terakhir Rasulullah. Beliau melakukan i’tikaf selama 20 hari, padahal sebelumnya  i’tikaf-I’tikaf beliau lakukan hanya selama 10 hari. Pada Romadhon tersebut bacaan Al Qur’an beliau diperdengarkan kepada malaikat Jibril sebanyak dua kali.
Pada haji wada’ beliau menyampaikan,
“Sesungguhnya aku tidak tahu bisa jadi aku tidak bertemu kalian lagi setelah tahun ini di tempat ini.”

Saat Jumroh Aqobah beliau menyampaikan,
“Manasik kalian, ambillah contoh dariku, karena bisa jadi aku tidak berhaji lagi setelah tahun ini.”

Turunlah surat An Nashr di pertengahan hari-hari tasyriq, beliaupun mengetahui bahwa itu adalah wada’ (haji terakhir/perpisahan).


Di awal-awal bulan Shofar tahun ke 11 Hijriyah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam pergi ke Uhud. Beliau mendoakan para syuhada Uhud seolah doa beliau adalah salam perpisahan dari orang yang hidup untuk orang-orang yang sudah mati. Kepada para sahabat yang bersamanya pada saat itu beliau mengatakan,,
“Sesungguhnya akan mendahului kalian. Sungguh aku menjadi saksi atas kalian. Saat sekarang aku benar-benar melihat telagaku. Aku telah diberi kunci-kunci dunia. Demi Allah, sesungguhnya yang aku tidak takut kalian berlaku syirik setelah setelahku, akan tetapi aku takutkan kalian berlomba-lomba mendapatkan dunia.”

Di salah satu pertengahan malam beliau keluar menuju perkuburan Baqi’. Beliau mengucapkan,
“Assalamu ‘alaikum wahai ahli kubur. Berbahagialah kalian karena apa yang terjadi pada manusia yang hidup pada saat ini. Fitnah-fitnah niscaya akan datang seperti malam yang gelap. Fitnah terakhir menyambung dengan yang pertama. Yang terakhir lebih buruk daripada yang pertama.”
“Pastilah kami benar-benar akan mati menyusul kalian.”

Bersambung...

0 komentar:

Leave a Comment

Back to Home Back to Top Iqbaliano Van de Bard. Theme ligneous by pure-essence.net. Bloggerized by Chica Blogger.